Sesaat
setelah bayi lahir, oleh orang tua atau keluarganya segera ditenunkan selembar
kain yang disebut lempot umbaq, dari
bahan benang katun dengan motif khas Sasak bergaris-garis lurus, yang pada
ujungnya diberi mata uang logam. Lempot
umbaq berarti kain untuk menggendong dan disimpan dengan baik di tempat yang
khusus. Kain ini bukan selebar kain sarung atau songket, tetapi lebarnya hanya
setengah dari kain tenun umumnya. Lempot
umbaq sebisa mungkin diselesaikan hari itu juga. Dan tidak dipersiapkan
sebelumnya, meskipun beberapa saat sebelum bayi lahir. Inilah keunikan tenunan
khas ini, ditenunnya sesaat setelah bayi lahir. Benar - benar sebagai tanda
pada saat inilah bayi itu mulai mengenal dunia.
Kain ini
punya ritual tersendiri saat menenunnya. Pembuatan lempot umbaq di kalangan masyarakat Sasak, merupakan tradisi turun
- temurun yang dilakukan setiap kelahiran seorang anak, baik laki-laki maupun
perempuan dibuatkan umbaq oleh orang
tuanya. Pembuatan yang mengharuskan keikutsertaan garis keturunan tersebut
memberi arti tersendiri yakni wahana silahturahmi atau pemersatu keluarga. Umbaq termasuk kain yang disakralkan
karena sewaktu dibuat melalui upacara ritual dan ditenun oleh para wanita yang
memiliki kemampuan teknis maupun spiritual dengan syaratnya saat menenun adalah
wanita yang tidak sedang dalam keadaan haid atau wanita yang sudah menopause.
Karenanya,
lempot umbaq menjadi demikian sakral
sehingga harus dijaga dan dirawat dengan baik. Jika tidak dipelihara dengan
baik, dipercaya akan mempengaruhi perilaku tidak baik pada anak tersebut di
kemudian hari. Istilahnya memedam,
anak bisa sakit atau berprilaku kurang baik. Lempot umbaq ini akan menyertai si bayi pada setiap upacara tradisi
yang diperuntukkan untuknya, misalnya pada upacara adat praq api saat petoq poset
atau pegat poset, yang berarti putusnya tali pusar. Kain ini juga berfungsi
sebagai kelengkapan acara adat lainnya seperti ngurisan, sunatan, sorong serah aji karma dan upacara mengayu-ayu.
Lempot umbaq menjadi semacam kawan lahir
yang menyertai bertambahnya usia si bayi. Karena pembuatannya dilakukan dengan
ritual tertentu dan dipelihara serta dirawat dengan baik, Lempot umbaq dipercaya memiliki fungsi magis di kalangan masyarakat
Sasak. Sehingga, seringkali dipakai dalam peristiwa keseharian misalnya, umbaq ragi empung puting, dibuat untuk
dipakai sebagai sarana mengobati anak yang suka makan kotorannya sendiri. Umbaq ragi selemang, dipakai sebagai
sarana merawat anak yang nakal agar baik dan patuh kepada orang tua. Umbaq ragi bidadari ngamuk, untuk
merawat anak yang suka marah atau sering mengamuk. Umbaq ragi buat bunut, untuk merawat anak yang sering bisul. Umbaq ragi budi dana, untuk merawat
anak-anak yang rewel. Umbaq ragi budi
sardi, untuk merawat anak-anak yang berkelakuan banci dan sebagainya.
Sumber Tulisan :
Naniek I. Taufan.(2011).Tradisi dalam Siklus Hidup Masyarakat Sasak, Samawa, dan Mbojo.Penerbit : Museum Kebudayaan Samparaja Bima. Bima.
0 komentar:
Posting Komentar