PERIODE
AWAL PERKEMBANGAN AGAMA ISLAM
Pada
awal pemerintahan raja-raja di Nusa Tenggara Barat, pengaruh agama Hindu sangat
kuat. Hal itu tidak dapat dilepaskan dari pengaruh ekspansi kerajaan Majapahit
ke wilayah itu. Namun dengan runtuhnya kerajaan Majapahit menjadikan pengaruh
agama Hindu mulai berkurang seiring dengan mulainya pengaruh agama Islam di
kalangan masyarakat pesisir. Munculnya kerajaan Demak di Jawa Tengah membawa
pengaruh besar pada meluasnya ajaran agama Islam di Nusa Tenggara Barat.
Pengaruh agama Islam di wilayah Nusa Tenggara Barat ini pada umumnya dibawa
oleh orang Melayu.
Pengaruh
agama Islam di Bima ini tidak bisa dilepaskan dari dukungan Raja I Maliingkaang Daeng-Mannyonriq
(1570-1636) dari Makassar, yang kemudian dikenal dengan nama Karaeng Matoaya yang memegang peranan
penting dalam penyebaran agama Islam di wilayah itu. Pengaruh agama Islam dalam
kerajaan Bima ini mulai muncul sejak pemerintahan Raja Manuru Salehi sekitar tahun 1605 dan mulai berkembang pesat
pada masa pemerintahan Raja Abdul Kahir
(1620-1640).
Raja
Abdul Kahir disebut juga sebagai Sultan Bima I, karena beliau adalah raja yang
pertama kali memeluk agama Islam di Bima, sehingga dianggap sebagai pemisah
dengan raja Bima sebelumnya yang menganut agama Hindu. Agama Islam kemudian menjadi agama resmi raja-raja di Nusa Tenggara
Barat.
Sumber Tulisan :
Tim Arsip Nasional Republik Indonesia.(2006). Citra Nusa Tenggara Barat Dalam Arsip. Kerjasama Badan Arsip Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan Arsip Nasional Republik Indonesia
Sumber Tulisan :
Tim Arsip Nasional Republik Indonesia.(2006). Citra Nusa Tenggara Barat Dalam Arsip. Kerjasama Badan Arsip Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan Arsip Nasional Republik Indonesia
0 komentar:
Posting Komentar